sman1bangsri@gmail.com (0291) 771186

Efektifitas Model Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik Dalam Pembelajaran

Efektifitas Model Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik Dalam Pembelajaran

Oleh : Imron Abidin

Abstrak

Dalam proses pembelajaran yang menyangkut materi, metode, media alat peraga dan sebagainya harus juga mengalami perubahan kearah pembaharuan  (inovasi). Dengan adanya inovasi tersebut diatas dituntut seorang guru untuk lebih kreatif dan inovatif, terutama dalam menentukan model yang tepat akan sangat menentukan keberhasilan siswa. Penelitian ini berdasarkan permasalahan (a) Banyaknya siswa mengalami kesulitan dalam mengungkapkan pikiran atau pendapatnya di hadapan teman sekelasnya (b) banyak siswa yang kurang semangat, tidak pro aktif, main HP dan ngobrol sendiri selama pembelajaran.         Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah (a) Untuk mengetahui apakah Penerapan Metode Pembelajaran Two Stray Two Stay dapat Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti Pada Kelas XI IPA 4 SMAN 1 Bangsri Semester Genap Tahun Pelajaran 2021/2022. (b) Untuk mengetahui bagaimana Penerapan Metode Pembelajaran  Two Stray Two Stay Dalam Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti Pada Kelas XI IPA 4 SMAN 1 Bangsri Semester Genap Tahun Pelajaran 2021/2022

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research)  sebanyak dua putaran. dengan tiga tahapan  yaitu : perencanan, pelaksanaan dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 4 SMAN 1 Bangsri Semester Genap Tahun Pelajaran 2021/2022.Data yang diperoleh dari hasil observasi kegiatan pembelajaran keaktifan siswa hanya sampai pada 60% . Setelah dilakukan perubahan model pembelajaran, hasil analis dari penyebaran angket didapatkan bahwa keaktifan belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II yaitu, siklus I (78%) dan siklus II (89 %).

Simpulan dari  penelitian ini adalah metode pembelajaran kooperatif learning model Two Stay Two Stray dapat memberikan pengaruh positif terhadap keaktifan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti siswa kelas XI IPA 4 SMAN 1 Bangsri Semester Genap tahun Pelajaran 2021/2022, serta model pembelajarasn  ini dapat digunakan sebagai salah satu alternative pembelajaran PAI .

 

Pendahuluan

Tujuan pendidikan agama Islam pada saat ini adalah untuk membentuk insan kamil, melalui pemahaman, penghayatan, dan pengamalan agama pada diri peserta didik sehingga diperlukan berbagai cara untuk dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Materi tentang Iman Kepada Kitab Allah dan Iman Kepada Rasul Allah umumnya dipelajari peserta didik dengan cara mendengarkan ceramah guru. Berdasarkan data yang dimiliki oleh peneliti mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas XI IPA 4 SMAN 1 Bangsri Tahun Pelajaran 2021/2022 terlihat dari 36 peserta didik yang aktif dalam mengikuti pembelajaran hanya 60%. Hal tersebut memperlihatkan bahwa minat peserta didik mengenai materi tersebut cukup rendah. Salah satu hal yang menjadi penyebabnya adalah metode yang digunakan kurang menarik, sehingga menimbulkan kejenuhan dan kurang berminat dalam pembelajaran. Karena itu perlu mendapat perhatian khusus karena minat merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan proses belajar. Minat juga merupakan faktor penting bagi peserta didik dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan atau usahanya dalam belajar. Sebagian peserta didik memandang mata pelajaran PAI sebagai mata pelajaran yang bersifat konseptual dan teoritis, akibatnya peserta didik ketika mengikuti pembelajaran PAI merasa cukup mencatat dan menghafal konsep-konsep dan teori-teori yang diceramahkan oleh guru, tugas-tugas terstruktur yang diberikan dikerjakan sekedar memenuhi formalitas. Peserta didik tidak menyadari bahwa pembelajaran PAI akan bermanfaat dalam pengaplikasiannya dalam kehidupan nyata.

Berdasarkan hal ini, perlu dicermati secara mendalam bagaimana solusi yang tepat untuk memecahkan masalah rendahnya keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran PAI di sekolah. Seharusnya dalam hal ini, guru mampu merancang strategi pembelajaran yang memperhatikan tujuan pembelajaran PAI dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas yang berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik. Dalam hal ini guru dituntut untuk dapat menguasai bahan ajar dan model yang tepat dalam materi yang diajarkan. Peneliti berinisiatif mencoba menggunakan metode kooperatif learning model Two Stay Two Stray dalam pembelajaran untuk menarik minat peserta didik agar aktif dan senang mengikuti pembelajaran. Kemampuan Kerjasama dengan kelompok kecil yang beranggotakan 4 orang dimana 2 orang bertanggung jawab untuk presentasi dan 2 orang lainnya berkunjung ke kelompok lain untuk mencari informasi dapat menuntut anak untuk bertanggung jawab dalam kelompoknya, baik dalam menyajikan hasil kerja kelompoknya maupun pencarian informasi ke kelompok lain. Tujuan penggunaan model ini adalah: 1) Meningkatkan keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran, 2) memberikan kelonggran kesempatan kepada peserta didik untuk belajar menjadi pribadi yang percaya diri dalam menyampaikan gagasan, 3) menghidupkan suasana kelas. Dalam pembelajaran di SMA media kooperatif learning sangat baik digunakan dan diterapkan dalam proses pembelajaran, karena dengan model ini peserta didik akan banyak bereksplorasi dalam pencarian informasi, berkolaborasi untuk menyusun konsep dengan temannya, berekspresi untuk menyampaikan gagasan serta hasil kerjanya dan belajar etika dalam bertamu atau berkunjung ke kelompok lain.

 

Pembahasan

Keaktifan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan kata benda dari kata kerja akif yang berarti giat.

Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman:2001).

Keaktifan yang dimaksudkan penelti disini adalah keaktifan dalam mengikuti pembelajaran, dimana siswa secara pro aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran, serta belajar untuk berani dan percaya diri menyampaikan, ide, gagasan serta memprensentasikan hasil kerja kelompoknya di depan teman-temannya.

Menurut Surtikanti dan Santoso (2007), pembelajaran yang berkualitas adalah terlibatnya peserta didik secara aktif dalam pembelajaran. Keterlibatan yang dimaksud adalah aktivitas mendengarkan, komitmen terhadap tugas, mendorong berpartisipasi, menghargai kontribusi/pendapat, menerima tanggung jawab, bertanya kepada pengajar atau teman dan merespons pertanyaan.

Keaktifan belajar siswa dapat dilihat dari keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar yang beraneka ragam. Menurut Hamalik (2011), terdapat delapan aspek kegiatan belajar siswa, yaitu: 1). Visual activeties (kegiatan-kegiatan visual), seperti membaca, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain. 2). Oral Activities (kegiatan-kegiatan lisan), seperti mengemukakan suatu fakta, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi. 3). Listening Activities (kegiatan-kegiatan mendengarkan), seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato, dan sebagainya. 4). Writing activities (kegiatan-kegiatan menulis), seperti menulis cerita karangan, laporan, tes, angket, menyalin, dan sebagainya. 5). Drawing activities (kegiatan-kegiatan menggambar), seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagaram, pola, dan sebagainya. 6). Motor activities (kegiatan-kegiatan motorik), seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya. 7). Mental activities (kegiatan-kegiatan mental), seperti merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya. 8). Emotional activities (kegiatan-kegiatan emosional), seperti menaruh minat, merasa bosan, agembira, berani, tenang, gugup, dan sebagainya.

Model pembelajaran Two Stay Two Stray atau dalam Bahasa Indonesia diartikan dengan Dua Tinggal Dua Tamu ini dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992).

Model pembelajaran ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Struktur Two Stay Two Stray memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain. Banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Padahal, dalam kenyataan hidup sehari-hari di luar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling bergantung satu dengan yang lainnya. Adapun langkah-langkah pembelajaran diskusi menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray sebagai berikut (Sugiyanto, 2009: 55). 1). Siswa dibagi ke dalam kelompok yang masing-masing kelompok terdiri atas empat orang. 2). Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat mendiskusikan sebuah permasalahan 3). Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke dua kelompok lain 3). Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka. 4). Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain. 5). Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka. 6). Kelompok mempresentasikan hasil akhir kerja mereka

Yang dimaksud subyek penelitian, adalah orang, tempat, atau benda yang diamati dalam rangka pembumbutan sebagai sasaran ( Kamus Bahasa Indonesia, 1989: 862). Adapun subyek penelitian dalam tulisan ini, adalah Guru PAI kelas XI IPA 4 dan team PTK dari SMAN 1 Bangsri dan obyek penelitian, adalah hal yang menjadi sasaran penelitian ( Kamus Bahasa Indonersia; 1989: 622). Menurut (Supranto 2000: 21) obyek penelitian adalah himpunan elemen yang dapat berupa orang, organisasi atau barang yang akan diteliti. Kemudian dipertegas (Anto Dayan 1986: 21), obyek penelitian, adalah pokok persoalan yang hendak diteliti untuk mendapatkan data secara lebih terarah. Adapun Obyek penelitian dalam tulisan ini meliputi: (1) kinerja guru PAI kelas XI IPA 4 SMAN 1 Bangsri (2) Siswa Kelas XI IPA 4 SMAN 1 Bangsri.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Analitik melalui Penelitian Tindakan Kelas, yaitu studi yang digunakan untuk mengumpulkan data, mendeskripsikan, mengolah, menganalisa, dan menafsirkan data sehingga memperoleh gambaran yang sistematis. Metode penelitian deskritif analisis digunakan untuk mengetahui permasalahan dengan cara menguraikan secara rinci dan jelas, serta melakukan suatu analisis data dari permasalahan untuk memperoleh suatu kesimpulan dengan tujuan untuk menggambarkan dan menganalisis secara sistematis terhadap suatu fakta yang sifatnya faktual.

Subyek penelitian adalah peserta didik kelas XI IPA 4  SMA Negeri 1 Bangsri yang berjumlah 28 orang, terdiri dari 10 peserta didik laki-laki dan 18  peserta didik perempuan. Adapun mata pelajaran yang diteliti adalah PAI. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus merupakan proses pengkajian melalui sistem yang berdaur ulang dari berbagai kegiatan pelatihan. Dalam setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Secara visual. Instrumen atau alat yang digunakan dalam peneltian tindakan sekolah ini adalah dengan menggunakan lembar observasi dan angket. Pengolahan data dalam penelitian ini adalah: 1) mengolah data yang terkumpul seperti data aktivitas guru sewaktu proses pembelajaran yaitu lembar observasi, data berupa angket yang diperoleh dari hasil jawaban peserta didik, data lembar observasi pengamatan. 2) Menyeleksi data, Langkah ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul dapat diolah atau tidak. 3) Mengklarifikasikan dan mentabulasikan data. Langkah klarifikasi data dilakukan untuk mengelompokkan data sesuai dengan alternatif jawaban yang tertera dalam angket, sedangkan langkah mentabulasikan data dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai jumlah frekuensi dan kecenderungannnya dalam pengamatan. 4) Menghitung Persentasi. Persentase digunakan untuk melihat besarnya persentase dari setiap alternatif jawaban pada setiap pertanyaan sehingga data yang diperoleh dapat dianalisa. 5) Mengumpulkan hasil penelitian setelah data dianalisis. Berdasarkan data yang telah terkumpul, maka dilakukan analisis dan refleksi terhadap hasil dan proses tindakan yang telah dilakukan. Analisis dilakukan dengan beberapa cara. Untuk data hasil observasi digunakan analisis deskriftif kualitatif, dan untuk data hasil dokumentasi digunakan untuk mengetahui gambaran kegiatan peserta didik dalam pembelajaran.

Observasi awal dilakukan kepada peserta didik mengenai mata pelajaran PAI materi menganalisa makna iman kepada kitab Allah pada rencana pelaksanaan pembelajaran. Hasil observasi menunjukkan bahwa guru dalam mengajar masih menggunakan kelompok besar, dimana terlihat keaktifan peserta didik hanya sebagian,  Berdasarkan hal tersebut maka dicoba dilakukan pembelajaran ulang dengan materi yang sama menggunakan metode Two Stay Two Stray sebagai alternatif strategi pembelajaran. Hasil pengamatan awal digunakan acuan untuk mengetahui hasil setelah menggunakan metode Two Stay Two Stray sebagai solusi untuk meningkatkan keaktifan dalam pembelajaran peserta didik.

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas (PTK). PTK adalah sebuah penelitian yang dilakukan dengan jalan pencermatan terhadap kegiatan belajar mengajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto, 2006: 91).

Pelaksanaan siklus I dilakukan dengan satu kali pertemuan yaitu pada tanggal 14 Januari 2022. Adapun materi yang disampaikan pada pada pertemuan siklus I tentang iman kepada kitab Allah, dengan alokasi waktu 3 X 45 menit.

Siklus 1 yang terdiri dari: a) Perencanaan; Sebelum menyusun rencana pengamatan, peneliti melaksanakan identifikasi masalah dan merencanakan langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada siklus 1. Setelah mengetahui masalah dan langkah-langkah yang akan dilakukan pada tindakan di siklus 1, peneliti kemudian membuat Rencana Pelaksanaan Pengamatan. Kemudian menentukan kegiatan yang akan dijadikan materi bahasan pada penelitian. Dan mengembangkan Rencana b) Pelaksanaan; Pelaksanaan pada siklus 1, guru mulai menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray. c) Observasi; Dari hasil observasi siklus 1, didapatkan bahwa dalam melaksanakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan metode pembelajaran Two Stay Two Stray pada siklus 1, guru telah melakukan pembelajaran sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun. Tetapi belum mencapai hasil yang diharapkan, berdasarkan hasil penyebaran angket, terjadinya kenaikan yang semula 60% menjadi 78%. d) Refleksi; Berdasarkan hasil analisis data diatas, maka dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran pada siklus I sudah menunjukkan peningkatan walaupun belum maksimal. Hal tersebut dikarenakan guru belum maksimal dalam pengelolaan waktu dan peserta didik masih terbiasa dengan metode ceramah.

Pada Siklus 2, dilaksanakan pada tanggal, 15 Februari 2022 yang dilakukan peneliti adalah; a) Perencanaan; Setelah melaksanakan pengamatan pada siklus 1, peneliti melaksanakan identifikasi masalah dan merencanakan langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada siklus 2. Kemudian peneliti menentukan pokok bahasan yang akan dijadikan materi bahasan pada penelitian. Yaitu menyusun Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dan mengembangkan Rencana Pelaksanaan Penelitian. b) Pelaksanaan; Pelaksanaan pada siklus 2, guru menggunakan metode Two Stay Two Stray dengan mengarahkan peserta didik seperti pada siklus 1 dan memberikan tambahan waktu dalam diskusi, presentasi dan penyusunan kesimpulan, c) Observasi; Pada siklus 2, guru telah melakukan perbaika-perbaikan. Guru lebih bersemangat lagi memotivasi peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran, guru juga mengarahkan peserta didik untuk memaksimalkan waktu yang telah diberikan guru. Selain itu guru mempersilakan peserta didik untuk mencari sumber lain dengan menggunakan internet, agar proses pembelajaran lebih menyenangkan, d) Refleksi; Berdasarkan hasil analisi angket, pada proses pembelajaran siklus 2 menunjukan peningkatan keaktifan peserta didik pada siklus 2 mencapai 89%, sebagaimana grafik di bawah ini :

 

 

 

 

 

Gambar 1. Grafik Capaian keaktifan Peserta Didik

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan penelitian di atas maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: Peningkatan keaktifan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran materi Iman Kepada Kitab Allah dan Iman Kepada Rasul Allah melalaui model Two Stay Two Stray dapat dilaksanakan di Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten Jepara. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan satu kali pertemuan dalam setiap siklusnya. Proses pembelajaran setiap pertemuannya dilakukan sesuai dengan RPP yang telah disusun. Untuk menggali data penelitian ini dilakukan observasi oleh observer dan angket keaktifan peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian, pembelajaran dengan metode two stay two stray dapat meningkatkan keaktifan peserta didik kelas XI IPA 4 dalam materi iman kepada kitab dan iman kepada rasul Allah. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan aspek psikomotor peserta didik yang dilakukan pada setiap siklus. Dengan kondisi awal 60%, kemudian berkembang pada siklus satu dengan 78%, dan lebih meningkat pada siklus dua dengan 89%.

 

Bibliografi

A.M., Sardiman. 2001. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Aqip, Zaenal, 2009. Penelitian tindakan kelas : untuk Guru, Bandung: Yrama Widya

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Huda, Miftahul. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Kagan, Spencer, 1992. Cooperative Learning San Juan Kapistrano : kagan Cooperative Learning

Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989. Jakarta : Balai Pustaka

Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia.

Sopiah, Siti GUAU: Jurnal Pendidikan Profesi Guru Agama Islam vol. 2, no 2, 2022

Sugianto. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta; Panitia

Supranto, J,M. A. (2000). Statistik Teori dan Aplikasi Jilid 1, Edisi Keenem. Erlangga, Jakarta.

 

Related Posts

Leave a Reply

×

Hallo !

Klik salah satu perwakilan admin kami dibawah ini untuk mengobrol di WhatsApp.

× Hubungi Kami