Sabtu, 19 April 2025. Berawal dari adanya ekstrakurikuler fotografi dan film Smansaba (FPS). Film Putih Abu-abu menjadi projek dengan wujud pemutaran Film angkatan. Kisah “Putih Abu-abu” semasa bersekolah di jenjang SMA. Lambat laun projek pemutaran film rutinan ini menjadi semacam kebiasaan dan tradisi di SMA 1 Bangsri sebagai film penghujung akhir jenjang dan di tonton bersama-sama secara umum.
Proses persiapan dimulai dengan mengumpulkan tim terlebih dahulu. film PAA (Putih Abu-abu) yang awalnya projek dari ekstra kulikuler FPS, berubah menjadi tradisi setiap angkatan, sehingga anggota tim PAA tidak harus selalu dari tim FPS, tapi bisa juga dari murid satu angkatan yang memiliki talenta dan berkomitmen untuk membuat film. Kisah yang disajikan dalam film PAA terinsipirasi dari kisah sendiri selama di SMA, yang banyak menggambarkan nilai-nilai pertemanan, persahabatan, kisah asmara, pertemuan hingga perpisahan. Semua itu ingin diangkat dalam sebuah cerita yang menarik, dan relate degan audiens yang akan menonton nantinya.
Film PAA yang telah memasuki produksi yang ke-25 ini berjudul ” Nada di Persimpangan”. Nada sendiri berarti lika-liku kisah selama di SMA dan persimpangan menggambar pilihan. Dimana akan ada banyak kejadian mulai dari hal menyenangkan, menyedihkan, rasa kecewa, amarah, cinta, dan kita harus dihadapkan oleh pilihan-pilihan yang nanti nya akan menjadikan sebuah kisah yang indah.
Kesulitannya adalah mengelola tim karena memiliki kesibukan masing-masing. Kesulitan lainnya yaitu harus menyesuaikan antara cerita dalam naskah dengan situasi dan kondisi sebenarnya. Sehingga perlu ada beberapa penyesuaian mulai dari tempat, waktu, hingga lakon bahkan ceritanya.